Selasa, 22 November 2011

Timnas itu.. Miris itu.. Sepakbola Bangsaku..



Mungkin sebelum menulis lebih lanjut tentang sepakbola, timnas, PSSI, stadion, dan birokrasi hukum di negara yang sangat saya cintai ini, terlebih dahulu saya harus meminta maaf dengan penuh kerendahan hati apabila tulisan saya ini sangat bernada sok tau, ga dewasa, asal ng-judge, dan sok pinter. Adapun yang saya tulis disini adalah pengalaman saya, hal yang saya alami sebagai orang awam, yang cuma ingin mendukung dan menyaksikan secara langsung timnas Indonesia, baik itu U23 atau timnas profesional. 

Momen ketika saya sangat tertarik dengan timnas dalam negri adalah ketika perhelatan AFF digelar pada tahun 2010 yang lalu. Mungkin karena di masa ini teknologi dan komunikasi sudah sangat berkembang dan maju, maka informasi dan kemudahan untuk menjadi supporter pun mudah didapat.
Saya sangat ingat, momen indah itu terjadi di bulan Desember 2010. Entah kenapa siang hari itu saya sangat ingin menonton langsung timnas berlaga di arena Internasional, walaupun itu hanya zona Asia Tenggara. 

Betapa bahagia dan bangga nya saya ketika itu, ketika dengan pasti, mengantri sendiri, membeli tiket Semifinal tanpa calo, dan pergi dengan pasti bersama teman-teman yang saya sayangi. Betapa bahagia dan bangganya saya ( kami ) ketika itu, kami mendapat tempat duduk yang pantas, walaupun hanya kelas tribun yang paling murah. Betapa bangganya kami ketika itu, ketika kami mendapatkan tempat duduk di bagian bawah papan skor. Betapa bangga dan bahagianya kami, ketika itulah untuk pertama kalinya, (aku khususnya ) dapat menyaksikan secara langsung permainan timnas di stadion kebanggan rakyat Indonesia ini.. 

Betapa bangga dan bahagianya kami ketika itu, ketika untuk pertama kalinya kami bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan koor dari seluruh supporter se stadion dengan rasa mewah, megah, haru, dan bangga yang sangat membuncah dan tulus dari hati. Anda tidak akan dapat merasakan perasaan seperti ini jika belum mengalami sendiri, dan rasa mewah inilah yang membuat saya ketagihan untuk sekali lagi, berulang kali, dan berkali - kali ingin selalu menyanyikan lagu kebangsaan dengan penih khidmat seperti itu lagi. Betapa bangga dan bahagianya kami , karena timnas memenangkan pertandingan hari itu dan kami pulang dengan membawa kebanggaan dan senyum yang tidak terkira..
Kami bangga sebagai supporter Indonesia..
Untuk selanjutnya maka kami merencanakan untuk menonton sekali lagi final AFF Indonesia melawan melawan Malaysia setelah sebelumnya Indonesia kalah dalam pertandingan leg pertama di Malaysia terlebih dahulu. Maka, sekali lagi kami mencoba untuk mengantri sendiri dalam membeli tiket final langsung di Senayan.
Hari itu, 26 Desember 2010, kami berdua mengantri tiket dengan berharap sangat besar tiket akan terbeli dengan aman, lancar, dan jujur seperti waktu pertama..

Dari awal, situasi memang sangat tidak enak. Kami, di luar dibiarkan menunggu panitia pelayanan tiket menunggu di luar. Satu jam, Dua jam, 3 Jam, panas, hujan deras, lapar, dan semua situasi tidak enak kami alami. Tidak heran kami para calon pembeli tiket mulai marah, bahkan mengamuk (kecuali saya :p ) karena memang tidak ada penjelasan kenapa kami dibiarkan menunggu di luar seperti itu. Kalau memang tiket sudah habis, kan bisa ada pengumuman, kalau memang mereka tidak akan memberikan kami tiket karena kami rusuh, ada baiknya juga hal itu diumumkan sehingga kami tau dan pulang. Kalau memang tiket tidak dijual sampai hari H final berlangsung, sebaiknya juga kami yang diluar yang sudah mengalami hal - hal tidak enak dan tidak nyaman diberitahu agar kami bisa pulang dengan keadaan pasti.

Lama kami semua dioper ke berbagai tempat, dari tempat loket kami dapat isu kalo penjualan tiket dipindahkan di sektor sekian, dari sektor sekian dapat kabar lagi pindah ke sektor lain lagi, begitu seterusnnya samapi akhirnya pintu sektor dibuka dan kami disuruh mengantri ke dalam stadion langsung. Didalam.. suasananyaa.. sungguh.. panassssssssssssssssss... kesaaaaaaaaalllllllllllllllll jengkel berpadu menjadi satu kesatuan yang utuh :D Sekian ribu orang dipaksa duduk di bangku -bangku stadion dan disuruh untuk turun satu persatu mengambil satu tiket untuk satu orang dari satu polisi. Bayangkan.. sekian ribu orang berbanding hanya sekitar 5 orang polisi yang membagi tiket . Konyol.. Ga Logis dan bukan solusi. Sekian ribu orang yang sudah sangat kesal dipaksa membeli tiket dengan cara seperti itu. Ratusan makian, umpatan, dan ekpresi kemarahan bercampur dan menggema di semua sudut stadion. Seketika seluruh pengantri tiket di stadion langsung lepas kendali, liar dan semua turun ke stadion menyerbu polisi tadi disertai dengan sebuan kata - kata kotor..

Habis.. Tak menyisakan apapun.. Tak membawa apapun.. Cuma membawa pulang kesal, marah , jengkel terhadap sistem dan birokrasi yang berbelit - belit, polisi yang tidak sanggup mengantisipasi massa, pemimpin PSSI dan antek - anteknya saat itu yang sangat *(*()*(^%%$%$!!! Semua saling menyalahkan, semua mau menang dan benar sendiri.

Hari berlalu.. Bulan berlalu.. dan Tahun  berlalu..

Tahun 2011, ketika ajang Sea Games berlangsung dan perhelatan digelar di Indonesia, kembali momen yang saya ( kami ) nantikan adalah pertandingan sepakbola. Dan niat kami sangat kuat agar bagaimanapun caranya, kami dapat menonton, menyanyikan sekali lagi lagu indonesia Raya dengan megah kembali. Kami membeli tiket dengan memesan kepada teman. Karena kami berjumlah banyak, kami pun janjian untuk saling bertemu di GBK langsung.

Kami sudah mengkhayalkan bahwa di malam final itu kami akan berada di dalam stadion dengan nyaman seperti waktu pada semifinal Leg pertama AFF tahun lalu.

Namun apa daya.. 

Dimulai dari sinyal yang hilang untuk hampir semua operator, sehingga proses untuk janjian ketemu di senayan hanya mendatangkan kekesalan :D Saya mengakui, pada saat inilah pertama kalinya rasanya saya ingin menendang mobil yang berada di dekat saya ketika itu. Padahal saya bukanlah orang yang suka melempar barang atau kasar, tapi sungguh, situasi kemarin itu sangat mengguncang emosi jiwa dan raga serta nusa dan bangsa saya sebagai anak negri #Abaikan :D

Kami mengantri di Pintu 5 sesuai dengan yang tertera di tiket. Namun hingga jam sekian, pertandingan akan dimulai pintu tak kunjung dibuka.. Kami menanti dengan sabar, diantara dorong - dorongan, kaum wanita yang minoritas, dan peluh yang membasahi kami tidak kami hiraukan demi bisa masuk ke dalam. Sekian lama akhirnya para penonton yang jelas - jelas mempunyai tiket tidak juga dibukakan pintu untuk dapat masuk. Sontak kami pun ( saya tidak termasuk si sebenarnya :p ) berusaha mendobrak dan menjebol pintu stadion. Di dalam, suasana ke -olahragahan dan ke-sportifisan langsung tak terasa. Yang ada hanyalah keegoisan dan mau menang sendiri. Tidak peduli siapa yang terinjak, tidak peduli siapa yang kehabisan oksigen, semua hanya punya satu tujuan , cara agar bisa masuk ke dalam stadion. Tidak dapat digambarkan bagaimana suasana stadion saat itu. Rusuh, keras, kasar, emosi, bising, Ergghhhhhhhhhhhhhh $%#@@#@

Memang kami bisa masuk ke dalam stadion, memang kami sempat menikmati rasanya menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan megah, memang kami bisa melihat jalannya pertandingan secara langsung, namun kami tidak menikmati.Kami tidak merasakan menonton jalannya pertandingan dengan tenang, tanpa rasa was - was. Kami tidak bisa menikmati koor gerak badan yang biasa dilakukan para supporter yang dikomando sehingga tampak sangat kompak. Karena keadaannya memang over crowded.. Keadaaan ini sangat berbeda dengan waktu Semifinal Leg pertama AFF 2010 lalu T_T

Kalau mau menyalahkan keadaan, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah. Semua pihak hanya akan berusaha lepas tangan. Pemerintah dan orang - orang yang bernaung di bawah lembaga akan menyalahkan rakyat supporter dan wataknya. Sementara dari pihak supporter sendiri akan menyalahkan PSSI dan lembaga terkait yang dinilai tidak becus untuk mengkoordinir masalah supporter dari tahun ke tahun. Dan mungkin, karena sampai saat ini saya berada di posisi supporter, maka jujur saja saya cenderung jengkel terhadap lembaga - dan aparat yang hebat - hebat itu.

Pertama :
Kami dibiarkan tanpa kabar dan kejelasan dari panitia soal apakah akan dibolehkan masuk atau tidak. Padahal kami jelas - jelas sudah membeli tiket yang menurut kami itu tidak murah.

Kedua :
Sepertinya lembaga - lembaga dan aparat hebat - hebat itu tidak pernah belajar untuk menghadapi massa yang terus bertambah dari even ke even.

Ketiga :
Polisi yang hebat - hebat dan berbadan tegap itu terlihat tidak berdaya dan hanya bisa diam, tidak melakukan apa - apa, sekali mereka marah - marah, itu hanya marah - marah ga jelas yang menunjukkan kalau mereka bisa galak ( sesaat). 

Dan lain - lain lain lain lain lain lain.. Saya tidak bisa menuliskan lain lain lain lagi karena jika suatu saat blog ini dibaca ( siapa tahu ) anggota lembaga - lembaga tertentu, saya akan mendapat sangsi dari ITE tentang tulisan di blog saya :D

Sebenarnya, dari pihak supporter sendiri , jika diberikan penjelasan, pengertian, dan informasi langsung dari panitia, saya yakin massa tidak akan beringas seperti itu. Saya percaya keinginan para supporter cuma satu, menyaksikan pertandingan secara langsung. Namun, memang di beberapa sisi ada oknum yang suka memancing dan menyulut suasana agar semakin hot..panasss dan burning.. meleleh.. terbakar.. apii .. cintaaaa ^*&%$U^%#^%^#%!!!! #AbaikanLagi

Rusuh - rusuh pendukung Timnas sudah tidak asing lagi terdengar dari jaman saya masih smp , dan ga berubah dari masa ke masa. Dan sepertinya tidak ada niat dari pihak manapun, pihak lembaga, pihak supporter untuk berdamai dan belajar legowo. Tidak ada yang brusaha nrimo. Untuk supporter, kalo udah tidak kebagian tiket lagi, ya sudaaaahhhh... Jangan memaksa.. Jangan punya niat untuk menerobos dan merusak fasilitas negara ini. Biar bagaimanapun, stadion GBK itu keren dan berstandar Internasional. Ayolah kita jaga.. T_T 
Dari pihak polisi juga, jangan cuma pasang badan gede sama muka sangar aja tapi pas keadaan rusuh cuma bisa diem. Bukannya mereka pamong masyarakat ya :o Untuk lembaga - lembaga dan orang - orang hebat yang pintar, tolong... kami cuma mau nonton koq, tolong dipermudah, proses penjualan dan pembagian tiket jangan berbelit - belit, kalu ada yang complain tolong ngomong, jangan diem, jangan saling melempar kesalahan diantara kalian.. Jangan meninggalkan kami dengan tanda tanya :(

Yang saya tulis disini memang cuma ke SOK TAU an saya saja. Maaf jika ada yang salah. Saya akui, saya cuma orang biasa yang sok pinter dan cuma bisa ng-judge orang dengan sok ngerti aja.. 

Keinginan saya cuma satu koq, cuma ingin bisa menonton pertandingan Timnas dengan tenang, tertib, lancar, dan damai..

Saya bangga dengan timnas.. Saya bangga dengan bangsa ini.. Saya Sangat Cinta Negeri Ini.. 

Indonesia Kita, Indonesia ku.. 
Sepakbola ini.. Sepakbola bangsaku.. ^^



Kamis, 17 November 2011

Blognya..Inspirasiku..



Saya menyadari bahwa saya terlambat , sangat terlambat untuk menyadari bahwa kita, bangsa Indonesia memiliki satu pemain sepakbola profesional yang sangat berbakat menulis. Sejak 2007 malah ^^. Dan untuk seterusnya saya hanya akan menyebut si pemain profesional ini dengan inisialnya saja, yaitu Mr. B ^^

Mr. B adalah legenda sepakbola Indonesia abad ini, periode 2000-an ( menurut saya pribadi ) salah satu punggawa besar Persija, yang sudah lama malang melintang di dunia persepakbolaan Indonesia. Saya sudah lama mendengar dan tau dengan nama Mr. B ini. Sejujurnya dari dulu saya kurang tertarik dengan Mr. B ini.
Keadaan hati saya yang labil ini berubah semenjak Piala AFF ( Asean Football Federation ) 2010 lalu digelar.
Tidak dipungkiri penampilan si Mr. I, yang paling menyedot publik Indonesia saat itu, bukan Mr. B. Mr. I masih muda, pemain naturalisasi, wajah tampan, dan bisa dianggap sebagai penyegar sepakbola Indonesia saat itu. Pada beberapa kesempatan memang Mr. I sanggup membius para supporter Timnas. Dan dengan sangat cepat tumbuh lah para supporter dadakan :D

Namun kharisma Mr. B tidak akan tenggelam walaupun hingar bingar terhadap Mr. I sangat menggema. Mr. B lah sang kapten, Mr. B lah si penenang, Mr. B lah si penakluk emosi, Mr. B lah si rendah hati, Mr. B lah si tegar. Ketika final AFF 2010 saat Indonesia melawan Malaysia , Mr. I menangis karena gagal membawa Indonesia menjadi juara untuk pertama kalinya. Mr. B tetap berusaha bangkit, bangun, dan terus menyemangati Mr. I dan kawan-kawan.

Tulisan - tulisannya, di blog, sangat menggambarkan ke-rendah hatiannya, jujur, tanpa memihak, realitas, tanpa menggurui, dan terbuka.
Beberapa stigma yang salah tentang orang - orang dekatnya yang mungkin sedikit mengganjal, langsung dipaparkannya lewat tulisan dan paparan yang rapih dan metodis. Saya sangat suka membaca blognya. Saya merasa blog nya sangat membangun, tanpa ada aura negatif dan mengajak kita untuk tidak menilai sesuatu dari satu sisi. Dalam setiap bulan postingannya, setidaknya ada beberapa artikel yang semuanya sarat isi, matang, dan apa adanya. Contohnya dalam satu bahasannya mengenai pandangan seseorang terhadap logo timnas. Mr. B ini memaparkan pendapatnya dengan sederhana, rendah hati, dan tidak memojokkan. Demikian juga ketika Piala AFF berakhir dan meninggalkan kenangan - kenangan tersendiri terhadap teman - teman se timnya ^^ Semuanya ditulis dengan kalimat - kalimat segar, tanpa menunjukkan kekurangan para pemain dan teman - temannya. Karena dia pernah berujar bahwa semua pemain, pelatih, yang pernah menghabiskan waktu bersamanya tentulah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing. 

Bagi ku, Mr. B bukan hanya sekedar pemain bola, bukan hanya sekedar pemain Timnas, bukan hanya sekedar pemain profesional. Namun dia adalah penulis, blogger, dan manusia rendah hati yang bisa mempertahankan pendapatnya tanpa menusuk pihak manapun..

Novamedy ^^